GuidePedia

0
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/uang-palsu1.jpg

Beberapa minggu yang lalu, seperti biasa gue pagi - pagi pergi ke pasar untuk beli keperluan masak - memasak. Karena gue ingat beras di rumah ampir abis, maka gue pergi ke kios langganan gue untuk membelinya. Disana seperti kebiasaan gue, gue membayarnya dengan pecahan uang yang agak besar agar gue mempunyai uang receh untuk membeli barang - barang yang lebih murah di tempat lain. Waktu itu pecahan uang yang gue bayarkan adalah sebesar Rp.50.000,-.

Setelah beres belanja di pasar, dalam perjalanan pulang gue mampir di suatu toko langganan lain untuk membeli minuman, dan gue membayarnya dengan uang pecahan Rp.20.000 yang gue dapet dari uang kembalian membeli beras tadi. Ketika sudah gue kasi ke si penjual minuman, eh dia malah minta ganti uangnya dengan yang lain, dengan alasan uang yang gue kasi ke dia diragukan keasliannya, karena dia merasakannya dari tekstur kertas uang itu yang terasa halus, dibanding dengan uang yang asli. Ketika gue ambil kembali uang itu ternyata uang itu terlampau halus dan tebel dibandingkan uang asli, maka dengan dengan rasa sedikit malu dan gondok karena sudah mendapatkan uang palsu, gue ganti uang itu dengan uang gue yang lain, dan yang asli tentunya...

Sesampai di rumah gue terus merasa gendok karena kejadian itu, dan gue terus memutar otak memikirkan cara supaya gue bisa menukarkan uang itu lagi ke tempat yang sama. Dihari itu juga gue jadi lebih beriman karena di tiap sholat gue selalu berdoa demi kebaikan si uang palsu agar dia kembali ke tempat asalnya di kios beras di pasar.

Keesokan paginya, setelah gue diwaktu dini hari sempet berdoa dengan penuh kekhusukan, gue berangkat ke pasar dengan rasa sedikit tegang, karena gue kala itu berniat kuat untuk membelanjakan kembali uang itu di tempat gue mendapatkannya. Di toko itu gue belanja seperempat telor, satu sachet mentega dan beberapa mie instant, kemudian dengan tangan agak gemeter gue berikan uang itu pada si penjual, tapi supaya keliatan agak rileks, gue pura - pura berbasa - basi pada si penjual apakah dia tidak nonton pertandingan bola sehingga masih bisa buka toko di pagi hari, dimana dia menjawab bahwa dia gak sempat nonton bola karena dah ngantuk. Sesudah gue memberikan uang itu, gue terus memperhatikan si penjual apakah dia menyadari bahwa uang yang dipegangnya adalah aspal, dimana gue berniat untuk berargumen bahwa itu adalah uang yang dia berikan kemaren bila dia memprotes uang gue. Ternyata tidak, dia langsung menaruh uang itu di lacinya dan memberikan kembalian uang gue itu, dimana uang kembalian itu langsung gue cek keasliannya dengan cara merabanya atu2, tuh jadi parno-an deh gue, tapi sukurnya sekarang uang2 kembalian yang dia berikan itu memang asli. Dengan perasaan lega gue segera berlalu dari kios itu sambil berniat kuat dalam hati untuk tidak lagi terlalu sering membelanjakan uang dengan pecahan yang besar di tempat itu, atau kalaupun terpaksa berbelanja dengan uang pecahan besar gue bakal cek keaslian uang kembaliannya satu persatu! Awas ya!!

Post a Comment Blogger

Trimakasih ya udah komentar..jangan nyepam !

[Kesenengan][hot][recent][3]

 
Top